Halaman

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Senin, 31 Oktober 2011

Biografi Singkat Ulama 4 Mazhab

1. Abu Hanifah
Beliau adalah An-Nu’man bin Tsabit At-Tamimi Abu Hanifah Al-Kufi, pendiri mazhab Hanafi dalam masalah fiqh. Lahir pada tahun 80 H. Beliau berasal dari keturunan Persia namun dilahirkan dan dibesarkan di Kufah. Beliau menjumpai seorang sahabat bernama Anas bin Malik. Dengan demikian, Abu Hanifah termasuk golongan tabi’i. Beliau belajar fiqh pada seorang faqih bernama Hammad bin Abi Sulaiman. Imam Syafi’i berkata: “Manusia sekarang adalah keluarga Abu Hanifah dalam masalah fiqh”. Beliau banyak menulis kitab fiqh, hanya saja kitab-kitab tersebut tidak ada yang sampai kepada tangan kita sekarang. Beliau wafat pada bulan Rajab tahun 150 H di Baghdad pada usia 70 tahun. Mazhab Hanafi berkembang di Kufah, Baghdad, Mesir, Syiria, Tunisia, Aljazair, Yaman, India, China, Bukhara, Samarkand, Afghanistan dan Turki.

2. Malik bin Anas

Beliau adalah Malik bin Anas bin Malik bin Abi ‘Amir Abu Abdillah Al-Ashbahi Al-Madani. Lahir pada tahun 94 H di Madinah. Dari beliau-lah lahirnya mazhab Maliki. Imam Bukhari berkata: “Sanad paling shahih adalah Malik dari Nafi’ dari Ibn Umar”. Selama di Madinah, beliau tidak mau naik kendaraan, beliau berkata: “Aku tidak naik kendaraan di Madinah karena di dalamnya terdapat jasad mulia Rasulullah yang dimakamkan”. Imam Malik termasuk pembesar Tabi’i Tabi’in. Beliau adalah penyusun kitab Al-Muwatha’, sebuah kitab hadis terkenal. Apabila beliau ragu-ragu akan sebuah hadis, maka beliau akan meninggalkannya secara total. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Jika tidak ada Malik dan Sufyan (Ibn Uyainah), maka lenyaplah ilmu di Hijaz (Saudi Arabia)”. Beliau wafat pada tanggal 14 Robi’ul Awwal tahun 179 H.

3. Muhammad bin Idris

Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’. Dari Syafi’ inilah nama Asy-Syafi’i dinisbatkan. Beliau lahir di Gaza, Palestina pada tahun wafatnya Abu Hanifah, yakni tahun 150 H/767 M. Ibunya bernama Azdiyah. Silsilah beliau bertemu dengan Rasulullah pada kakeknya yang bernama Abdu Manaf. Beliau sudah hapal Al-Qur’an pada usia tujuh tahun dan Al-Muwatha’ pada usia 10 tahun. Asy-Syafi’i ahli dalam bidang fiqih, qira’ah, ushul, hadis, sastra Arab, dan sya’ir. Beliau mempelajari fiqih Imam Malik di hadapan Imam Malik secara langsung. Juga berguru pada mufti Makkah yaitu Muslim bin Khalid Az-Zanji dan Sufyan bin Uyainah. Beliau pindah ke Mesir pada tahun 199 H dan menyebarkan mazhabnya di sana. Beliau wafat di Mesir pada akhir Rajab tahun 204 H/820 M dalam usia 54 tahun. Di antara beberapa karangannya adalah Al-Umm, Ar-Risalah, Ahkamul Qur’an, dan Ikhtilaful Hadis.

4. Ahmad bin Hanbal

Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Asy-Syaibani adalah salah seorang dari empat imam kalangan Ahlussunnah. Pemimpin mazhab Hanbali ini dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H (780 M) dan wafat pada tahun 241 H/855 M. Beliau adalah salah satu murid terbaik Asy-Syafi’i di Baghdad. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Saya keluar dari Baghdad dan saya tidak meninggalkan orang yang lebih faqih, lebih wara’, zuhud, ‘alim dan lebih hapal selain Ibnu Hanbal”. Beliau banyak mengalami siksaan pada masa pemerintahan Al-Ma’mun (Daulah Abbasiyah) tahun 212 Hijriyah dan Al-Mu’tashim karena menolak untuk mengakui bahwa Al-Qur’an adalah makhluk sebagaimana keyakinan Mu’tazilah. Penyiksaan atau hukuman ini terus berlangsung hingga pemerintahan Al-Watsiq yang wafat pada tahun 232 H. Ketika pemerintahan Al-Mutawakkil, Imam Ahmad mendapat perlakuan terhormat. Al-Mutawakkil tidak pernah mengangkat seseorang untuk menduduki suatu jabatan, kecuali setelah bermusyawarah dengan beliau. Di antara murid beliau yang terkenal adalah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi dan Abu Dawud. Ketiganya adalah sebagian dari penghimpun hadis yang dikenal dengan istilah Kutubussittah. Di antara karangan Imam Ahmad adalah Al-Musnad yang di dalamnya mencakup 30.000 hadis.
Share

Related Post | Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Tulis Komentar